Blogger news

Welcome In Indah'S Blog

Kamis, 10 Mei 2012

ABADINYA CINTA SANG KEKASIH TUHAN


ABADINYA CINTA SANG
KEKASIH TUHAN
Tugas
Pada Mata Kuliah
“Filsafat”
Dosen :
Dra. Dyah Ayu S, Sos,Msi
Oleh :
Indah Mufidah Nurdin
10031009
JURUSAN PROGRAM STUDI
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN UNGGUL
SURABAYA
2010

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Cinta kepada Allah Ta’ala adalah asas bagi semua bentuk cinta yang suci. Semua bentuk cinta, bagi seorang mukmin pada dasarnya harus ditempatkan di bawah cinta kepada Allah Swt. Karena itu, siapa saja yang ingin dicintai, maka hendaknya dia mencintai Allah, sehingga dia bisa mencintai apa yang dicintai-Nya dan membenci apa yang dibenci-Nya. Sebab, dalam benci itu terdapat cinta, dalam pengertian bahwa bila seseorang membenci sesuatu karena Allah pun membencinya, maka Allah akan mencintainya karena kebenciannya terhadap sesuatu (yang dibenci-Nya) itu. Dengan cinta dan bencinya terhadap perintah dan larangan Allah yang didasarkan pada cintanya kepada Allah itu, berarti dia telah menjadi seorang yang taat dan tunduk kepada-Nya.      
Di masa sekarang ini, manusia demikian sibuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani, sehingga mereka lupa kepada Allah Swt. Setiap orang menjadi mangsa kebohongan nafsu mereka yang rendah dan terserap pasrah kepada apa saja didiktekan oleh nafsu ini.
Terlihat bahwa dada yang bisa bersinar seperti bara merah yang membakar karena cinta kepada Allah Swt. yang intens dewasa ini tidak lain daripada sekedar timbunan abu. Manusia menjadi tidak kenal dengan realitas batin [haqiqah] ibadah.
Orang-orang yang mensucikan hati mereka adalah orang-orang yang prihatin terhadap kondisi orang-orang Muslim yang jatuh dan dengan sungguh-sungguh berdoa agar Tuhan mereka memperbaiki kindisi ini.
Dewasa ini, manusia telah begitu tertawan oleh cinta terhadap dunia materi [dunya] yang menyibukkan mereka untuk memperoleh harta benda. Secara lahir, mereka berbicara tentang cinta kepada Allah Swt. untuk menghibur hati mereka.
B.       RUMUSAN MASALAH
Makalah ini dibuat agar dapat menjadi referensi dasar seorang hamba dalam mancintai tuhanya,agar dapat menjadi acuan atau takaran bagi seorang hamba yang menginginkan cinta(Ridho) dari sang kholiq,
Makalah ini juga menegaskan apa arti pentingnya mencintai Allah, Perinsip – perinsip apa yang di gunakan untuk senantiasa menghamba pada Allah, dan berusaha untuk membuktikan cinta kita pada Allah, bahwa cinta seorang hamba itu sejati adanya, segala pengaruh yang terjadi dalam hal mencintai tuhan, yang dapat di bandingkan antara cinta sejati dan cinta semu. Juga di rumuskan dalam makalah ini.
Dalam makalah ini juga di perkuat dengan adanya hadist dan juga ayat yang menerangkan kisi – kisi dibalik pencarian cinta sejati yang tertuju hanya pada Allah, tidak lupa pula kami cantumkan beberapa syair yang di buat oleh para ulama’ dan pujangga islam yang namanya tidak bisa di ragukan lagi. dan seharusnyalah sebagai seorang hamba. Wajib hukumnya bagi makhluq untuk senantiasa menjaga ketika cinta sejati itu di dapatkan dan di mengerti.
Dalam makalah ini juga terdapat beberapa contoh, kisah seseorang hamba yang sangat memuliakan dan mengedepankan cinta sejati pada Tuhanya, dengan tak mempedulikan lagi kesibukan dunia yang menurutnya fanah dan sementara sifatnya ini.

C.      MANFAAT DAN TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk memaparkan filsafat cinta-Ilahi (al-hubb al-Ilahy) yang suci, yang dibentuk oleh pola islam yang sempurna yang dianugerahkan oleh Allah Swt. kepada umat manusia sebagai rahmat dan kasih sayang-Nya. Melalui makalah ini juga kami bermaksud memenuhi harapan para pembaca, agar dengan itu pembaca memiliki pandangan yang jelas tentang ajaran-ajaran risalah ilahiah di muka bumi, melalui bimbingan cahaya ilahi yang terang-benderang, yang di sela-sela semuanya itu terbangkitlah kesadaran akan cinta yang hakiki.  


BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT DAN PANGARUH CINTA
A.       ARTI PENTING CINTA KEPADA ALLAH SWT
Segala puji bagi Allah Swt., yang menjadikan manusia pantas menjadi ciptaan-Nya yang utama. Allah Swt. Mengatakan,
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS 95:4)
Allah Swt., Tuhan alam semesta, menanamkan benih cinta-Nya di hati setiap manusia saat penciptaan mereka. Karena itulah setiap manusia dilahirkan dalam kondisi awal [fithrah] berislam. Dalam sebuah hadits di tegaskan bahwa “Setiap anak dilahirkan berdasarkan fitrah islam”.
Fitrah inilah, dan bukan argumen-argumen rasional, yang mendorong setiap orang untuk percaya kepada adanya Allah Swt. dan menyaembah-Nya semata.
                        Hidup diberikan untuk menyembah,
                        Hidup tanpa menyembah sungguh memalukan.
Jika cinta kepada Allah Swt. yang inheren ini dihilangkan dari manusia, yang tersisa hanyalah kebinatangan. Sungguh, tidak ada yang pantas ada dalam kehidupan dunia [dunya] yang temporal ini kecuali cinta Allah Swt.
Hanya ketika cinta kepada allah Swt. tumbuh di hati dan memikat mata, kehidupan itu sendiri menjadi menakjubkan.
                        Jalan cinta tidaklah seperti jalan-jalan lain,
Keyakinan para pecinta jelas berbeda dengan seluruh keyakinan yang lain.
Kemuliaan dan noda dalam kehidupan bergantung pada cinta kepada Allah Swt. Allah Swt. memuliakan para hamba-Nya sesuai dengan ayat:
Sungguh, Kami telah memuliakan manusia (QS 17:70)
        Dan Allah Swt. menghiasi manusia sesuai dengan ayat:
                        Dan Kami lebihkan mereka atas yang lain. (QS 17:70)
                        Seseorang tidak tahu warna
                        Dan pemandangan bunga yang menyenangkan ini,
                        Yang menarik perhatian setiap burung di tamna kepadanya.

                        Lalu bagaimana jika yang terpikat
                        Menjadi gila dalam mencintai Allah?
Perhatikanlah dan Anda akan melihat bahwa seluruh alam sebagai pengagum-Nya.
Sungguh, sejauh nama Allah Swt. dicari; dengan semangat apa Dia dicintai; seberapa banyak Dia diingat; dengan hasrat apa Dia diminta; sebanyak apa Dia disembah; dan dengan semangat apa Dia dikagumi dan dipuja, Dia di atas segala-galanya. Tidak ada entitas lain di alam semesta yang menandingi-Nya. Semua ciptaan mencintai Allah Swt.

1.    PRINSIP-PRINSIP CINTA KEPADA ALLAH
Prinsip Pertama
     Badan manusia terdiri dari tungkai dan lengan dan anggota-anggota badan lain,yang masing-masing memiliki ciri yang khas: melihat adalah ciri mata; mendengar adalah ciri telinga; dan mencium adalah ciri hidung. Begitu juga, cinta adalah ciri hati; dan hati selalu mencintai seseorang.
Apakah dalam batu, bersama Tuhan atau seseorang yang lain,
                        Ketenanagan tidak akan datang tanpa cinta.
                        Hati adalah samudera cinta; cinta adalah perbuatannya,
                        Bendunglah dengan seribu jalan; ia akan tetap jatuh cinta.
Prinsip Kedua
Seseorang biasanya jatuh cinta karena dua alasan. Pertama adalah jika wujud [dzat] dan sifat-sifat [shifat] yang esensial sesuai yang dicintai berbeda dan lebih tinggi dari yang lain. Itulah Allah Swt., yang sempurna dalam segala hal dan melampaui perbandingan. Betapa indah dan agungnya Pencipta keindahan dunia! Karena itu, alami jika seseorang tertarik kepada Tuhannya.
Alasan kedua adalah jika yang dicintai memiliki kewenangan dan terlibat dalam segala aspek kehidupan seseorang. Itulah Allah Swt., yang setiap saat dapat menghilangkan kesedihan dan duka cita seseorang. Inilah alasan mengapa setiap orang secara instik berpaling kepada Allah Swt. di saat-saat susah.
Di setiap kesedihan, kesenangan ditemukan dalam diri-Mu,
Di setiap peralihan,kebingungan, aku memegang nama-Mu.


Prinsip ketiga
Ada rasa manis dan nikmat dalam nama Allah Swt. sehingga dengan menyebut nama-Nya berulang-ulang saat duka cita akan beralih menjadi kesenangan.
Orang dalam keadaan susah yang mengalihkan perhatiannya pada arah itu,
Pasti ada sesuatu dalam nama Allah.
Prinsip keempat
Seseorang tidak boleh terpengaruh oleh kondisi-kondisi kehidupan yang selalu berubah dan harus selalu mengingat Allah Swt.
Meskipun sehari-hari terperangkap untuk mencari penghidupan,
Saya tidak pernah lalai untuk mengingat-Mu.
Prinsip Kelima
                        Hati yang tidak ditanami dengan cinta kepada Allah Swt. tidak akan menemukan kenikmatan dalam hidup. Bagaimana pun kondisi seseorang, istana Kekasih sebenarnya tidak boleh terputus.
Prinsip Keenam
                        Seseorang yang hatinya menikmati manisnya cinta kepada Allah Swt. akan mencapai fokus dan ketenangan dalam hidup.
                        Bukan dengan mencari sarana atau objek,
                                    kebutuhanku akun sendirilah yang memenuhi
                        Dengan bersyukur kepada-Mu,
                                    merenungkan-Mu dan mengingat nama-Mu 

Prinsip Ketujuh
                        Tidak ada tabir yang tersisa menurut persepsi tentang apa yang ada antara Singgasana [‘Arsy] Allah dan tanah bagi orang yang matanya dihiasi dengan kelopak [kuhl] mata cinta Allah Swt. Ketika seseorang yang mencintai Allah Swt. [‘asyiq] memandang penuh instrospeksi, ia melihat dirinya penuh dengan dosa dan kekurangan. Dan ketika ia mengarahkan pandangannya kepada Kekasih, ia akan menemukan-Nya sebagai pemberi dan pelimpah berkah bagi segala sesuatu. Akibatnya, ia menempatkan seluruh harapan pada-Nya dan menunggu penuh harap di pintu-Nya.
                        Ya Allah, bagaimana aku dapat memanggil-Mu,
                                    padahal aku seorang pelaku dosa,
                        Tapi bagaimana aku tidak memanggil-Mu,
                                    padahal Engkau Maha Mulia?
Prinsip Kedelapan
                        Orang yang jatuh cinta [‘asyiq] tidak pernah lalai terhadap kekasih Sebenarnya; sekalipun sesaat. Ia selalu berjaga-jaga, karena tidak tahu kapan pintu Kekasih akan terbuka.
                        Janganlah lalai terhadap Tuhan meskipun sekejap mata,
Kalau-kalau dia mengarahkan perhatian-Nya padamu dan kamu tidak sadar.
Karena alasan ini, para ‘ulama tasawuf mengatakan: “Orang yang mengalihkan pembicaraannya dari Allah meskipun sekedip mata tidak akan mencapai tujuannya”.
Prinsip Kesembilan
Tidak ada ruang di hati pecinta [‘asyiq] bagi seseorang selain Kekasihnya. Meskipun ia tidak dapat melihat Kekasih Sebenarnya dengan mata fisiknya, ia dapat melihat-Nya dengan mata hatinya.
                        Kekasihku adalah Dia yang tidak ada yang tercinta di sisi-Nya,
                        Juga tidak ada tempat di hatiku untuk yang lain,
                        Kekasihku bisa jadi tersembunyi dari pandangan,
                        Tetapi dia tidak pernah absen dari hatiku.
Prinsip Kesepuluh
                        Sasaran satu-satunya bagi pecinta yang tulus adalah bertemu dengan Kekasihnya. Ia melewati seluuh hidupnya untuk mengantisipasi pertemuan ini. Hatinya selalu menolak untuk tertarik kepada sesuatu yang lain.
                        Engkau kekasihku, motivasiku, kebahagiaanku,
                        Hatiku menolak mencintai yang lain selain Engkau.
                        Wahai kekasihku, motivasiku, harapanku,
                        Lama aku merindu, kapan akhirnya aku bertemu dengan-Mu?
                        Aku tidak mencari kesenangan Surga,
                                    Hasratku hanya bertemu dengan-Mu.
Prinsip Kesebelas
                        Orang yang jatuh cinta rindu untuk bertemu kekasihnya. Inilah pikiran satu-satunya yang memenuhi hatinya.
                        Engkau adalah hasrat hatiku yang benar-benar sangat dalam,
                        Mencintai-Mu adalah pemikiran terdalam yang ada dalam hatiku.
                        Kemana pun aku sekejap memandang dunia di sekitarku,
                        Hari ini aku tidak melihat apa-apa selain diri-Mu,
                        Dan besok tidak menyimpan apa-apa selain diri-Mu.

Prinsip Keduabelas
                        Ketika seorang yang jatuh cinta memandang sekitar, ia menemukan orang-orang yang halal kepada dunia [ghafil al-dunya] terperangkap dalam keinginan nafsu mereka. Baginya, dunia nampak seperti kue.
Prinsip Ketigabelas
                        Cinta kepada Allah Swt. menghapus segala sesuatu kecuali Allah Swt. dari hati pecinta yang tulus. Sungguh, hatinya tidak memiliki ruang bagi yang lain selain Allah Swt.
Prinsip Keempatbelas
                        Hati pecinta rela mengorbankan apa saja demi kekasihnya.
                        Aku boleh lupa segalanya demi mengingat-Mu,
                        Dan aku boleh tidak ingat yang lain.
Aku boleh meninggalkan semua yang ada di hatiku demi Engkau,
Dan hatiku boleh di isi oleh-Mu.
Aku boleh membakar kesenangan dan kebahagiaanku,
Dan hatiku boleh rindu kepada-Mu semata.
Aku boleh buta terhadap semua yang kuketahui,
Dan aku boleh berpaling hanya kepada-Mu, bukan ke yang lain.
Prinsip Kelimabelas
            Dalam dunia materi [dunya], seseorang memperoleh banyak hal, meskipun banyak hal lain tetap di luar jangkauannya. Apa pun yang tidak dimiliki orang, gantinya masih ada di tempat lain di dunia. Namun, jika seseorang jauh dari Allah Swt., di mana pun tidak ada ganti-Nya.
            Segala sesuatu yang kamu tinggalkan, ada gantinya,
            Tetapi jika kamu berpisah dari Allah, tidak ada ganti bagi-Nya.
            Hadrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw. Mengatakan bahwa ucapan terbaik dalam bahasa arab adalah syair Labid yang artinya:
Sungguh, segala sesuatu selain Allah salah dan palsu
Dan setiap yang memberi berkah sebenarnya berumur cepat dan pendek
2.    ARTI PENTING CINTA KEPADA ALLAH
Allah Swt. menyatakan dalam al-Quran al-Karim:
Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.(QS 2:165)
                        Tanda iman yang sempurna adalah cinta kepada Allah Swt. yang mendalam dan intens. Cinta tersebut terus berlangsung sepanjang masa, tak terpengaruh oleh kondisi kehidupan yang selalu berubah.
                        Cinta bisa disebut cinta, tetapi bukan cinta jika ia tidak intens,
                        Jalan-jalan cinta telah mapan, tidak ada ruang untuk perbaikan.
                        Cinta kepada Allah Swt. mengubah rasa pahit dalam kehidupan seseorang menjadi rasa manis. Tidak ada depresi atau kegelisahan yang menimpa orang yang mengikatkan diri kepada Tuhannya.
                        Cinta membuat yang pahit jadi manis, dan perak menjadi emas,
Cinta menghapus semua kesulitan, cinta adalah penyembuh segala penyakit.
3.    DEFINISI CINTA
Hadrat Syibli rah, mengatakan:
Cinta [mahabbah] disebut cinta karena ia menghapus segala sesuatu dari hati kecuali Kekasih.
Guru ternama, Abul Qasim Qusyairi (rah) mengatakan:
Cinta adalah terhapusnya sifat-sifat pecinta, menetapkan wujud esensial [dzat] Kekasih.
Mahabbah adalah nama kondisi hati di mana pecinta rindu ingin bertemu Kekasih. Ketika Allah Swt. mewahyukan ayat ini, di mana dia bersumpah:
 (Allah berfirman): "Demi umurmu (QS 15:72)
Imam Ghazali (rah) tak sadarkan diri ketika ia mendengar seseorang membacakan bait-bait berikut ini:
Ular cinta telah menyengat hatiku,
Tidak ada dokter atau pemikat untuk menyembuhkannya,
Kecuali Kekasih yang mengisi hatiku,
Di tangan-Nya terletak kesembuhanku dan daya yang memikatku.
Seorang dokter pun dipanggil, dan setelah memeriksa urat nadi dan kondisinya, ia mengatakan bahwa Imam Ghazali ditimpa penyakit mahabbah.
4.    BUKTI – BUKTI CINTA ALLAH KEPADA MAKHLUQ
Sebuah hadist qudsi menceritakan :
Aku (allah) adlah khazanah yang tersembunyi, lalu aku ingin diketahui, maka aku ciptakan alam semesta.
Jadi, ‘isyq, mahabbah dan rindu adalah motifasi – motifasi di balik penciptaan alam semesta.
Cinta merupakan alasan penciptaan alam semesta,
Renungkanlah kata – kata Tuhanmu: ‘Aku ingin diketahui.’
Bukti Pertama
Allah Swt. menciptakan orang – orang yang beriman dan karena itu, mengatakan:
Allah pelindung orang-orang yang beriman ( QS 2:257 )
Tepat kalau dikatakan, ”Orang – orang beriman adalah kekasih allah, ”karena manusialah yang bersahabat dengan Allah Swt. melalui pangakuan kalimat syahadat dan menjadi muslim. Namun,       Allah Swt. mewahyukan: “Allah adalah Kekasih orang – orang yang beriman,” menjadikan orang-orang yang beriman teman-Nya sendiri. Setelah diberi kehormatan sebagai kekasih Allah Swt., bagaimana seseorang tahan kecuali dengan mengorbankan segalanya untuk Tuhanya.
Al-Quran menegaskan bahwa Allah akan menciptakan kaum semacam itu:
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya (QS 5:54)
Dalam ayat ini juga, Allah Swt. pertama - tama menisbatkan sifat cinta kepada diri-Nya, kemudian menyebutkan cinta orang-orang yang beriman.
Bukti Kedua
Allah Swt menyatakan:
Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (QS 9:111)
Penegasan pembali untuk membeli barang, meskipun dengan kesadaranya akan cacatnya, menunjukkan bahwa barang tersebut diinginkan terlepas dari cacatnya. Allah Swt. menciptakan manusia dan benar-benar sadar akan kekurangan-kekurangan dan cacatnya. Allah tau bahwa manusia itu lemah [dha’if] (4:28), tergesa-gesa [‘ajula] (17:11), tidak sabar [halu’a] (70:19), kikir [manu’a] (70:21), dan lekas marah [jazu’a] (70:20). Namun Allah Swt, tetap memilih membelinya dengan surga. Ini menunjukkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang beriman.
Bukti ketiga
Hadrat Bayazid Bustami (rah) sering mengatakan:
Mahabbah adalah melepaskan apa yang dimiliki seseorang (kepada kekasih), meskipun itu besar; dan menganggap besar apa yang apa yang diperoleh dari kekasih seseorang, meskipun itu sedikit.
Allah Swt. memberikan begitu banyak rahmat kepada para hamba-Nya sehingga tidak mungkin untuk dihitung:
   
jika kamu mencoba nikmat Allah, kamu tidak akan dapat menghitung mereka. (QS 14:34)
Tetapi, meskipun rahmat tersebut tak terhitung, Allah Swt. menganggap dun ia materi kecil:
Katakanlah [wahai Nabi], kekayaan dunia materi hanyalah sedikit. (QS 4:77)




Allah Swt. menurunkan pemberian rahmat-Nya yang tak terbatas ke tingkat yang sedikit. Namun, ketika para hamba-Nya mengingat Tuhan mereka, Allah Swt. menggambarkan dzikir mereka yang terbatas melimpah:
...dan mereka yang mengingat Allah sebanyak-banyaknya. (Qs 33:35)
Ini juga bukti bahwa Allah Swt. memiliki cinta yang besar kepada orang-orang yang beriman.


B.       PENGARUH-PENGARUH CINTA KEPADA ALLAH
Berkah cinta kepada Allah Swt. sangat banyak. Jika cinta ini muncul di hati seseorang, ia akan mencerahkannya dari kepala hingga ujung kaki.
Pengaruh Pada wajah
Wajah seorang ‘asyiq [seseorang yang mencintai Allah Swt.] memancarkan cahaya spiritual [nur] dari cinta Allah Swt. Hati orang-orang biasa yang kusut menjadi pudar ketika melihat sekilas wajah seperti itu. Suatu ketika, sekelompok orang-orang Hindu menerima Islam dan ditanya mengapa mereka masuk islam. Mereka menunjuk wajah ‘Allamah Anwar Syah Kasymiri (rah) seraya mengatakan, “Wajah ini tidak mungkin wajah seorang pembohong. Karena dia Muslim, kami pun menjadi Muslim.”
Wajah-wajah keluarga Allah [ahlullah] demikian terang penuh cahaya [nur] sehingga seseorang ingat Allah Swt. ketika melihat mereka. Tentang para sahabat Nabi yang mulia, al-Quran al-karim mengatakan:
Tanda-tanda mereka ada di wajah mereka, pengaruh dari sujud. (QS 48:29)
Pengaruh Terhadap Pandangan
Pandanmgan pecinta yang tulus memiliki pengaruh yang kuat sehingga ke mana pun mengarah, ia meninggalkan daya tarik Menurut seorang penyair:
            Pengaruh yang kuat sungguh dimiliki pandangan kekasih Allah
            Aku melihat ia merubah nasib ribuan orang.
Hadrat Syah Abdul Qadir (rah) menggunakan waktu delapan belas tahun beri’tikaf di masjid di Delhi, India, selama ia menerjemahkan seluruh al-Quran. Ketika ia keluar dari masjid, pandangannya jatuh kepada seekor anjing. Demikian berpengaruhnya nur pandangan syaikh sehingga anjing-anjing lain mengikutinya setelah itu.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang artinya:
            Pengaruh mata yang jahat dan iri hati adalah kenyataan.
Ketika sebagian Sahabat dipengaruhi oleh mata jahat, Nabi Saw mengajari mereka bagaimana menghilangkan pengaruh-nya. Patut direnungkan: jika pandangan orang yang dengki, iri hati dan membenci mempunyai pengaruh-pengaruh buruk, lalu mengapa pandangan pecinta yang tulus penuh dengan keikhlasan, rahmat dan kasih sayang tidak juga dapat memiliki pengaruh.
Pengaruh Terhadap Lisan
Lisan pecinta yang tulus mempunyai pengaruh segera setelah doa kepada Allah Swt. meninggalkan bibirnya, jika doa itu diterima. Dan ketika ia berbicara, kata-katanya meresap ke hati orang. Ketika orang biasa mengatakan sesuatu, kata-katanya tidak mempunyai pengaruh kepada yang lain. Ketika diucapkan oleh seorang yang dikaruniai dengan cinta kepada Allah swt., kata-kata yang sama meresap ke lubuk hati terdalam.
Kata-kata yang keluar dari hati
            Memiliki pengaruh yang tak terhapuskan.
Pengaruh Terhadap Tanah
Dapat dimengerti, cinta [‘isyq] yang intens mempengaruhi seseorang yang terdiri dari daging dan kulit karena ia memiliki hati yang berdenyut di dada. Namun, cinta ketika bertemu tanah, ia pun membuat tanah terkesan. Mengapa Taj Mahal dan masjid Cordoba begitu terkenal? Kenapa bangunan-bangunan ini yang di bangun dari tanah, menghiasi buku – buku sejara? Itu karna cinta adalah motivasi di balik pembangunan mereka.
C.      PERBANDINGAN ANTARA CINTA DAN AKAL
Diriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa ketika Allah Swt. menciptakan Adam As. Di alam roh [ ‘alam al- arwah ], Dia menepukkan tangan kanan-Nya [ yakni, keagungan-Nya ] pada punggung nabi Adam As. Yang menyebabkan akan munculnya keturunan dari badannya. Badan mereka adalah badan manusia, tetapi mereka pendek dan wajah mereka memancarkan cahaya [nur]. Allah Swt. menepuk punggung Nabi Adam As. Lagi, dan keturunan pun muncul semakin banyak, tetapi wajah mereka hampa dari cahaya seperti yang telah di tunjukkan pada yang lain. Setelah melihat semua keturunan, Nabi Adam bertanya, “Ya Tuhan, siapakah mereka?” Allah Swt. menjawab, “mereka semua adalah anak-anakmu.”
Nabi Adam As. melihat mereka lagi. Pertama kali ia melihat mereka sebagai orang-orang asing, tetapi kali ini memandang mereka sebagai dirinya. Ia melihat bahwa sebagian wajah bercahaya, sedang yang lain tidak. Wajar bagi seorang ayah menginginkan agar semua anak-anaknya sempurna,sehingga Adam As. bertanya, “Mengapa Engkau tidak menjadikan mereka semua serupa, Tuhanku?”
Allah Swt. menjawab, “Mereka yang memiliki cahaya adalah para penghuni Surga dan mereka yang tidak memiliki cahaya adalah para penghuni Neraka.” Lalu Allah Swt. memanggil anak-anak Adam As. dengan mengatakan:
Bukankah Aku Ini Tuhanmu? (QS 17:172)
Semua menjawab,
(Sungguh, Engkau adalah [Tuban kami] (QS 17:172)
Untuk menanamkan cinta-Nya, Allah Swt. memberi manusia hati yang bergerak-gerak; dan untuk memperoleh pengetahuan, Allah Swt. memberi manusia akal yang tajam. Dengan demikian, objek [makanan] hati adalah cinta [‘isyq] dan objek [makanan] akal adalah pengetahuan yang suci [‘ilm]. Cinta semata mengarah kepada perubahan-perubahan yang menyimpang [bid’ah], dan pengetahuanlah yang akan mengembalikan kepada keseimbangan. Pengetahuan semata mengarah kepada kesombongan [takabbur] dan cintalah yang mengembalikan kepada kesederhanaan dan kerendahan hati [tawadhu’]. Cinta dan pengetahuan yang terpisahkan; orang yang sempurna mensyaratkan kedua rahmat itu. Jika seseorang kekurangan salah satunya, maka ada bahaya kecenderungan kepada ekstrimitas.
Fungsi akal adalah membedakan antara kebenaran [haqq] dan kesalahan [bathil], dan memelihara pemahaman akal yang seimbang. Orang yang memiliki akal mempunyai cahaya yang dengannya ia mungkin menemukan jalan.
Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Saw menggambarkan kerasnya pertanyaan di alam kubur oleh Munkar dan Nakir, Hadrat Umar r.a. bertanya, “Ya Rasulallah Saw., apakah akal tetap utuh di alam kubur?” Nabi Saw menjawab, “Ya.” Lalu, Hadrat Umar berkata, “Kalau begitu, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.”
Di Hari Pengadilan ketika malaikat bertanya kepada para penghuni neraka:
Bukankah seseorang telah memberi peringatan kepadamu (di dunia)?(QS 67:8)
Mereka akan menjawab,
Sekiranya kami talah mendengar dankami mamiliki akal, kami tidak akan berada di antara para penghuni Neraka. (QS 67:10)
Al-Quran al-karim menyebutkan akal berkaitan dengan tanda-tanda Allah Swt:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (QS 13:4)
Dari pembahasan di atas terlihat bahwa membedakan antara yang bermanfaat dan yang berbahaya dan antara kepastian dan keraguan adalah sifat-sifat akal. Karena itu, akal yang sehat yang penting untuk melaksanakan agama, dan orang yang memiliki akal sehat adalah orang yang benar-benar mendapat rahmat. Namun, akal semata tidak cukup. Meskipun akal memadaiuntuk memperoleh pengetahuan yang suci, cinta sangat diperlukan untuk bertindak [‘amal] berdasarkan pengetahuan seseorang. Akal disibukkan dengan pemikiran dan perenungan tindakan yang bergantung pada cinta.
     Akal tidak pernah berhenti berfikir dan merenung,
     Jadikanlah cinta dasar bertindak.
D.      CINTA SEJATI DAN CINTA SEMU
Cinta sejati [‘isyq haqiqi] merujuk kepada cinta kepada Allah Swt., sedang cinta semu [‘isyq majazi] merujuk kepada cinta kepada makhluq, yang ditujukan demi pemenuhan keinginan nafsu rendah seseorang. Singkatnya, cinta sejati adalah cinta kepada Allah Swt., Tuhan alam semesta, dan cinta semu adalah cinta kepada makhluq.
1.    CINTA SEMU
Prinsip Pertama
Dalam cinta semu, keindahan fisik dan eksternal seorang laki-laki atau perempuan dikenal dengan husn. Husn inilah yang membangkitkan nafsu dikalangan kaum muda. Tidak ada pengaruh yang lebih besar dalam dunia materi ketimbang husn; ia menyebabkan orang-orang bertindak secara tidak rasional meskipun mereka berinteligensi tinggi.
Prinsip Kedua
Sekali citra keindahan fisik tertanam dalam hati seseorang, orang tersebut dibuat tak perdaya. Setan mengetengahka citra tersebut dalam bentuk sedemikian menarik sehingga orang tersebut tersedot dalam setiap pandangan sesaat.
Keindahan wajahnya semakin bertambah di matamu,
semakin sering kamu memandangnya.
Prinsip Ketiga
Ketika diserang oleh husn, seseorang mengalami kematian spiritual. Meskipun ia memiliki mata untuk melihat dengan jelas, ia memandang kesalahan kekasihnya dengan kekaguman.
Prinsip Keempat
Husn bersifat sementara, seperti buih di puncak gelombang samudera. Akibatnya, cinta yang didasarkan pada bentuk fisik tidak dapat dipertahankan untuk waktu lama.
Perubahan kehidupan adalah kekayaan, keindahan dan masa muda,
Kita sendiri telah melihat ini, sejarah pun memberikan kesaksian.
Meskipun hakekat husn yang sementara, nafsu menjadi buta oleh keinginan dan pengejaran tanpa takut terhadap keagungannya, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya.
Prinsip Kelima
Ketika tidak mampu mendekati kekasihnya, pecinta semu [‘isyq majazi] memuaskan diri dengan memandang kekasihnya dari jauh. Ia menghibur hatinya dengan berfikir bahwa melihat dari jauh sudah cukup.
Prinsip Keenam
Jika pecinta semu memperoleh kesempatan untuk berdekatan dengan kekasih, maka nafsunya menginginkan hubungan jasmani. Dengan demikian, seseorang yang mengklaim benar-benar memiliki cinta menampakkan tipuannya dalam hal ini.
Prinsip Ketujuh
Jika pecinta semu harus dihukum karena cintanya, maka ia menginginkan agar kekasihnya hadir menyaksikan adegan ini.
Karena kejahatan mencintaimu, aku dibunuh,
Dan banyak sorak sorai,
Kamu juga, mendekatlah ke atas, dan saksikan pertunjukan yang aneh ini.
Prinsip Kedelapan
Pecinta semu menduga bahwa matanya mengalami demikian banyak kenikmatan ketika melihat kekasihnya sehingga hatinya menjadi cemburu. Di sisi lain, dengan memikirkan kekasihnya, hatinya mengalami demikian banyak kenikmatan sehingga matanya menjadi cemburu.
                        Hati mencemburui mata-kenikmatan yang dipandangnya,
Dan mata mencemburui hati-karena kenikmatan yang direnungkannya
Prinsip Kesembilan
Pecinta semu menduga bahwa hanya dengan melihat kekasih-nya, ia dipenuhi dengan kekuatan baru.
            Meskipun aku telah tua, lemah dan suram,
                        Sekali aku memandangmu, aku menjadi muda kembali.
Prinsip Kesepuluh
Pencinta semu melihat setiap gerak dan tindakan kekasihnya menarik. Karena itu, ia percaya kepadanya akan menanggapi keinginannya.
2.    CINTA SEJATI
Suatu kali, Hadrat Maulana Inam-ul-Hasan (rah), pemimpin Jama’ah Tabligh, pergi ke tempat tinggalnya setelah memberikan ceramah. Sebagian pengagumnya mengikuti di belakangnya. Ketika Hadrat berbalik dan menoleh ke belakang, ia melihat seseorang menangis karena mengikutinya. Setelah beberapa langkah, ia menoleh lagi ke belakang dan melihat orang tersebut mengikutinya dalam kondisi yang sama. Setelah beberapa langkah lagi, ia berpaling lagidan melihat bahwa orang tersebut masih menangis. Hadrat bertanya kepadanya dengan menghibur, “Saudaraku, mengapa kamu menangis? Adakah jalan yang dapat saya bantu?” Orang tersebut menjawab, “Hadrat, aku menangis karena cintaku kepadamu.” Hadrat memberitahunya, “wahai hamba Allah, ikatkan cintamu kepada yang Maha Kekal dan maha hidup, yang tidak pernah mati. Apa untunya mencintai mencintai mahluk yang sifatnya sementara sepertiku? Pada waktunya nanti aku akan meninggal. Saudaraku, cintailah wujud yang memberikan nilai kepada pecinta. Betapa banyak pengagum sepertimu yang aku miliki? Bagaimana aku dapat menunjukkan apresiasi kepada kamu semua? Cintailah wujud yang akan mengapresiasikan cintamu di dunia ini, juga di dunai mendatang. Besok aku akan mati, lalu siapa yang akan mencintaimu?”
Arahkan cintamu pada Yang Maha Hidup dan abadi, yang ada selamanya,
Bagimu, Allah adalah pemuas kehausan jiwamu    
Ketahuilah bahwa cinta apapun yang dimiliki seseorang kepada makhluk demi ridha dan kesenangan Allah Swt. dihitung sebagai cinta kepada Allah Swt.
Memiliki cinta kepada Allah Swt. dan mentaati segala perintah-Nya dikenal dengan cinta sejati. Melalui cinta sejati, keber dikenal dengan cinta sejati. Melalui cinta sejati, keberhasilan didunia ini dan di akhirat di peroleh. Bagi mereka yang cukup beruntung memperoleh setetes cinta sejati sekalipun nilai dunia ini akan benar – benar hilang di mata mereka, mata mereka melihat melaluii daya tarik dan nafsu penampakan superfisial, dan merekasemua itu bukan apa – apa selain tipu daya.
3.    CATATAN PENTING
Mencintai makhluk yang di perintahkan Allah Swt. untuk dicintai sebenarnya merupakan kesempurnaan mencintai Allah Swt.
Karena itu, mencintai Nabi Saw. Sesungguhnya mencintai Allah Swt. demikian juga apabila kita mencintai sahabat yang mulia, keluarga Nabi Saw, dan para kekasih Allah Saw yang lain. Inilah batas – batas tertentu bagi cinta kepada makhluk dan melampaui batas – batas ini, atau mengecewakan mereka, adalah dosa. Singkatnya, mencintai Nabi Saw. Merupakan prasyarat iman seseorang. Sedang setia kepada Syaikh, Orang tua, Anak – anak dan pasangan merupakan kesempurnaan cinta seseorang kepada Allah Swt. dan makhluk-Nya yang Dia perintahkan agar kita cintai.
4.    PERBANDINGAN ANTARA CINTA SEJATI DAN CINTA SEMU
v Cinta sejati di bolehkan dan merupakan ibadah, sedangkan cinta semu tidak di bolehkan dan dosa.
v Cinta sejati menjamin agama seseorang dan kehidupan duniawinya juga, sedangkan cinta semu merusak mereka.
v Cinta sejati mencerahkan hati, sedangkan cinta semu menggelapkanya.
v Gairah cinta sejati adalah abadi, sedangkan cinta semu hanya sesaat.
v Dalam cinta sejati, tempat tinggal terakhir para pecinta adalah Surga, sedangkan dalam cinta semu, tempat tinggal terakhir pecinta adalah Neraka.

E.       BAGAIMANA MERAIH CINTA KEPADA ALLAH?
Untuk meraih cinta [‘isyq] kepada Allah Swt. yang sebenarnya, harus menegakkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.    KERINDUAN YANG TULUS [THALAB]
Syarat utama untuk meraih cinta kepada Allah Swt. adalah mengharapkan cinta semacam itu dengan tulus. Orang mungkin mendapatkan dunia materi [dunya] dengan pasif, tetapi cinta sejati [‘isyq] adalah khazanah; karena itu tidak dapat diperoleh jika seseorang tidak aktif mencarinya.
Aku merendahkan diri karena kerendahanku, dan kagum terhadap keagungan-Mu,
Namun, apa yang dapat kuperbuat dengan hatiku, karena ia tetap ingin menggapai-Mu.
Manusia memang dicipta dari debu dan tanah, namun pandangannya melayang jauh ketika ia menginginkan raut muka Kekasih Yang Sebenarnya.
Ketika seseorang duduk mengingat Allah Swt., tetapi menemukan hatinya penuh dengan kelalaian dan alpha, ia harus membaca doa berikut ini bagi dirinya:
Wahai Yang Pemurah, berkahilah aku, aku sangat menderita,
Aku duduk di hadapan-Mu, namun aku masih terhalang.
Seseorang harus memiliki niat yang teguh dalam hati untuk memperoleh cinta kepada Allah Swt. dan harus siap mengorbankan apa saja demi tujuan ini.
2.    MELEPASKAN KENIKMATAN-KENIKMATAN DUNIAWI
Untuk mencapai Kekasih Yang Sebenarnya, seseorang harus melepaskan semua kenikmatan duniawi. Pencari dunia materi [dunya] tidak akan pernah menjadi pencari Tuhan [Rabb]. Setiap keinginan harus dihapuskan dari hati hingga ia hampa, dan seseorang dapat mengatakan:
                        Segala keinginan telah bertolak dari hatiku,
[Ya Allah] Masuklah sekarang [ke dalam hatiku], sekarang ia kosong.
Seseorang harus melewati tiga tangga untuk melepaskan segala sesuatu selai Allah Swt. yaitu:
·         Pertama: Menjauhkan Eksistensi diri Seseorang
·         Kedua: Meninggalkan dunia materi
·         Ketiga: Mengarahkan perhatian utama Seseorang kepada akhirat
3.    MEMPERBANYAK TAHLIL
Membaca “La ilaha illallah” secara terus menerus disebut tahlil. Ini merupakan senjata ampuh; ia meniadakan semua Tuhan yang salah yang bisa jadi bersarang di hati seseorang.
Ketika kobaran cinta bergemuruh,
Semua selain Kekasih lenyap,
Pedang ‘La’ menghancurkan semua kecuali Yang Esa,
Lihat apa yang tersisa setelah itu,
Hanya Allah yang tertinggal, semua yang lain lenyap,
Selamat datang, oh cinta, selamat datang yang hangat untukmu.
4.    MERENUNG [FIKR]
Merenung merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mencapai cinta kepada Allah Swt. Menurut metode dzikir ini, pencari merenungkan bahwa limpahan spiritual [faidh] Allah turun ke hatinya. Ia harus ingat dalam hati dua hadits berikut yang artinya:
Sungguh, semua perbuatan didasarkan pada niat.
dan,
Aku [Allah] seperti yang diduga oleh hamba-Ku.
Limpahan spiritual [faidh] yang besar diperoleh dengan merenung [fikr]. Fikr merupakan metode dzikir yang dipraktikkan dari ajaran kesepuluh tarekat [jalan spiritual] Naqshabandiyah hingga terakhir.
Hatiku merindukan berhari-hari dan bermalam-malam tanpa terisi
Ketika aku tetap merenung, memikirkan Tuhan.
5.    BERDOA DAN MEMINTA TOLONG KEPADA ALLAH [ILTIJA’I]
Jika seorang pencari telah melakukan segala sesuatu menurut kemampuannya, ia harus memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah Swt., karena sesungguhnya Dialah yang mengarahkan pencari ke tujuannya.
Karunia cinta kepada Allah Swt. dengan cepat diperoleh dengan bangun di bagian akhir malam dan menangis sedalam-dalamnya ketika berdoa. Di samping itu doa apapun yang dipanjatkan dalam bahasa atau kata-kata seseorang sangat berguna.
Untuk meraih cinta kepada Allah Swt. bukanlah persoalan yang mudah. Sebenarnya, ia merupakan sesuatu yang mensyaratkan perhatian dan ketaatan yang utuh dari seseorang. Namun demikian, pencari melewati tangga-tangga perjuangan dan pengerahan tenaga ini dan akhirnya berdoa kepada Tuhan, Yang Maha Pemurah:
Aku menginginkan batas-batas cinta-Mu yang tak berujung,
Tetapi ini hanyalah kondisi yang naif,
            kalau aku menginginkan hal itu.

BAB III
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Cinta Allah Swt. kepada orang-orang beriman tercermin dalam hati mereka, yang menyebabkan mereka kebanjiran cinta-Nya.
Dan mereka yang beriman memiliki cinta yang intens kepada Allah. (QS 2:165)
Mencintai makhluk yang di perintahkan Allah Swt. untuk dicintai sebenarnya merupakan kesempurnaan mencintai Allah Swt.
Karena itu, mencintai Nabi Saw. Sesungguhnya mencintai Allah Swt. demikian juga apabila kita mencintai sahabat yang mulia, keluarga Nabi Saw, dan para kekasih Allah Saw yang lain. Inilah batas – batas tertentu bagi cinta kepada makhluk dan melampaui batas – batas ini, atau mengecewakan mereka, adalah dosa. Singkatnya, mencintai Nabi Saw. Merupakan prasyarat iman seseorang. Sedang setia kepada Syaikh, Orang tua, Anak – anak dan pasangan merupakan kesempurnaan cinta seseorang kepada Allah Swt. dan makhluk-Nya yang Dia perintahkan agar kita cintai.
B.       SARAN
Dalam artikel ini terdapat saran – saran dan anjuran agar seorang hamba dapat menjadi hamba yang benar – benar mencintai tuhanya dengan tulus dan sejati, penting adanya bagi anda sekalian untuk dapat mencerna makalah ini sebagai acuan dalam pencarian cinta sejati yang tertuju pada sang khaliq. Walaupun tak sepenuhnya dapat di fahami dengan begitu mudah tapi inilah yang dapat kami ajukan sebagai referensi atas pembuatan tugas dalam bentuk makalah.
C.      PENUTUP
Makalah ini kami buat sebagai terwujudnya kepedulian seorang pelajar atas tugas yang diberikan oleh seorang pengajar, dan dalam hal ini kami selaku pelajar. Memohonkan ma’af atas segala kekurangan yang kami miliki dan terjadi dalam pembuatan makalah ini, dan ini mambuktikan bahwa seorang pelajar masih tetap membutuhkan ilmu dari sang pengajar. Demi terwujudnya kegiatan belajar mengaja kami selaku pembuat dan pengaju makalah ini sekali mohon ma’af atas segala kekurangan. Sekian atas kata penutup sebagai penyempurna makalah ini dan kami ucapkan terimah kasih atas terluangkannya waktu anda untuk mengulas makalah ini. Sekian dan Wassalam.

DAFTAR PUSTAKA
Naqshbandi, Faqir Zulfikar Ahmad.(2002) Cinta Abadi Para Kekasih Allah. Bandung. Marja

1 komentar:

  1. Kadyo Casino - Online Casino - Kadangpintar
    Kadyo Casino is the most popular online casino in Asia. Kadyo offers over 120 different 인카지노 betting options and offers 온카지노 a wide variety of games หารายได้เสริม

    BalasHapus